BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konon, tahun 600 SM masyarakat
Funisia di mulut Sungai Rhone sudah membuat sabun dari lemak kambing dan abu
kayu khusus. Mereka juga membarterkannya dalam berdagang dengan bangsa Kelt,
yang sudah bisa membuat sendiri sabun dari bahan serupa. Pliny (23 – 79)
menyebut sabun dalam Historia Naturalis, sebagai bahan cat rambut dan
salep dari lemak dan abu pohon beech yang dipakai masyarakat di Gaul, Prancis.
Tahun 100 masyarakat Gaul sudah memakai sabun keras. Ia juga menyebut pabrik
sabun di Pompei yang berusia 2000 tahun, yang belum tergali. Di masa itu sabun
lebih sebagai obat. Baru belakangan ia dipakai sebagai pembersih, seperti kata
Galen, ilmuwan Yunani, di abad II.Tahun 700-an di Italia membuat sabun mulai
dianggap sebagai seni. Seabad kemudian muncul bangsa Spanyol sebagai pembuat
sabun terkemuka di Eropa. Sedangkan Inggris baru memproduksi tahun 1200-an.
Secara bersamaan Marseille, Genoa, Venice, dan Savona menjadi pusat perdagangan
karena berlimpahnya minyak zaitun setempat serta deposit soda mentah. Akhir
tahun 1700-an Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis, menemukan, larutan alkali
dapat dibuat dari garam meja biasa. Sabun pun makin mudah dibuat, alhasil ia
terjangkau bagi semua orang. Di Amerika Utara industri sabun lahir tahun
1800-an. "Pengusaha-"nya mengumpulkan sisa-sisa lemak yang lalu
dimasak dalam panci besi besar. Selanjutnya, adonan dituang dalam cetakan kayu.
Setelah mengeras, sabun dipotong-potong, dan dijual dari rumah ke rumah.
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu sabun
2. Untuk mengetahui macam-macam sabun
3. Untuk mengetahui Bahan
Baku Utama Pembuatan Sabun
4. Untuk mengetahui Bahan
Pendukung Pembuatan Sabun
5. Untuk mengetahui Karakteristik
Memilih Bahan Baku Sabun
6. Untuk mengetahui Sifat Sifat Sabun
7. Untuk
mengetahui cara pembuatan sabun
BAB II
ISI
2.1 Pengenalan sabun
Sabun merupakan bahan logam alkali
(basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang. Larutan alkali yang
digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan
alkali yang biasa digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH)
dan alkali yang biasa digunakn pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
Sabun berfungsi untuk mengemulsi
kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat
melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan
gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati,
lilin, ataupun minyak ikan laut.
Pada saat ini teknologi sabun telah
berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh
dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian
maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.
Kandungan zat-zat yang terdapat pada
sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Zat-zat tersebut
dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh
karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum
membeli dan menggunakannya.
Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan
adalah : C12 – C18
Jika : < C 12 : Iritasi pada kulit
>C20 : Kurang
larut (digunakan sebagai campuran)
Sabun murni terdiri dari 95% sabun
aktif dan sisanya adalah air, dliserin, garam dan impurity lainnya.Semua minyak
atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak
nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat
dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam
palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat,
sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam
oleat.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Bahan baku,
seperti : minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa)).
b. Bahan
pendukung, yang bertujuan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai
guna
maupun dari daya tarik, seperti : natrium klorida, natrium karbonat, natrium
fosfat,
parfum,
dan pewarna.
2.2 Macam - Macam Sabun
a. Shaving
Cream
Shaving
Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah
campuran
minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.
b. Sabun Cair
Sabun cair
dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta
menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun, dapat
ditambahkan gliserin atau alcohol.
c. Sabun kesehatan
Sabun
kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang rendah,
tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif.
Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor
carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.
d. Sabun Chip
Pembutan
sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan sabun yaitu
sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu.
Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau
menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.
e. Sabun Bubuk untuk mecuci
Sabun bubuk
dapat diproduksi melalui dry-mixing. Sabun bubuk mengandung bermacam-macam
komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat, sodium karbonat, sodium
sulfat, dan lain-lain.
2.3 Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun
Lemak dan minyak yang umum
digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak
yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol. Masing masing lemak
mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12
(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan
lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses
saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat
sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen
asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam-asam lemak yang sesuai dalam
pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya,
panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena
dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18
atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa.
Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah
teroksidasi bila terkena udara.
Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan
rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang
tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih
lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi
2.3.1 Jenis-jenis Minyak atau Lemak
Jumlah
minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi
karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun
tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.
Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan
sabun di antaranya :
c. Palm Oil (minyak kelapa sawit)
Minyak
kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit
dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna
jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika
akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih
dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras
dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
d. Coconut Oil
(minyak kelapa)
Minyak
kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan
sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi
daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam
lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan
terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki
kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat
e. Palm Kernel
Oil (minyak inti kelapa sawit)
Minyak inti
kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki
kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan
sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam
lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah,
daripada minyak kelapa.
f.
Palm Oil
Stearine (minyak sawit stearin)
Minyak sawit
stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari
minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar
dalam minyak ini adalah stearin.
2.3.2 Bahan
Baku Utama : Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,
KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan
soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan
sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium
karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi
tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut
dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan
sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan
air.
Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat
mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri
dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbeda
sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun
dengan keunggulan tertentu.
2.4 Bahan Pendukung Pembuatan Sabun
Bahan baku pendukung digunakan untuk
membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan
pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan.
Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
a. NaCl.
NaCl
merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada
produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam
sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk
air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan
produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine
karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus
bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
b. Bahan aditif.
Bahan aditif
merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk
mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan
aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan,
Pewarna,dan parfum.
1. Builders
(Bahan Penguat)
Builders
digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral mineral yang
terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat
lemak dan membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya.
Builder juga membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses
pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan
mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan sebagai builder
adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat,
natrium silikat atau zeolit.
2. Fillers
Inert (Bahan Pengisi)
Bahan ini
berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian bahan ini
berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam
campuran bahan baku sabun semata mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada
umumnya, sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang
sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan
sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah
larut dalam air.
3. Pewarna
Bahan ini
berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan
efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun
dengan warna yang menarik. Biasanya warna-warna sabun itu terdiri dari warna
merah, putih, hijau maupun orange.
4. Parfum
Parfum
termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal
keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya, walaupun secara kualitas sabun
yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal
dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning
kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g)
dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1ml. Pada
dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal
umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya,
produsen sabun menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari
parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya.
Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari
jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabun
diantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring flower.
2.5
Sifat Sifat Sabun
a.
Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi
sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air
bersifat basa.
b.
Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan
buih, peristiwa ini tidak
akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat
menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
c.
Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan
proses kimia koloid, sabun
(garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk
mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai
gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16
yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut
dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat
hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.
Non polar :
CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan
juga memisahkan kotoran non polar)
Polar :
COONa + (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar)
2.6 Reaksi
pembuatan sabun adalah sebagai berikut :
Seperti yang kita ketahui, air
adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, yaitu molekul yang
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0
°C). Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak
zat kimia. Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat
tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul
dipol-dipol) antara molekul-molekul air.
2.7 Prosedur pembuatan sabun
Sabun merupakan hasil produk
dari trigliserida dan NaOH yang mempunyai produk samping
berupa gliserol. trigliserida merupakan ester dari gliserol dan tiga asam lemak
cara
mendapatkan trigliserida adalah minyak dari tumbuhan atau hewan yang merupakan
penyusun utamanya.cara pembuatan sabun adalah mencampurkan trigliserida dengan
NaOH.reaksinya dinamakan reaksi penyabunan (saponifikasi)
beberapa cara pembuatan sabun:
1.
proses dingin
pembuatan sabun dilakukan pada suhu biasa.pada proses ini reaksi penyabunan
berjalan lambat.dan gliserol tidak dapat dipisahkan
2.
proses panas
minyak terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu 90
derajat celsius baru ditambahkan
NaOH.pada proses ini reaksi berjalan cepat.tetapi pada
proses ini gliserol tidak dapat dipisahkan
3.
proses pendidihan
pada proses ini NaOH dan minyak dipanaskan
bersama-sama. kemudian ditambahkan larutan garam misal NaCI untuk memisahkan
gliserol
2.7.1
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat
sederhana seperti: piala gelas atau wadah apapun yang dapat digunakan untuk
mencampur larutan persiapan sabun asalkan bersih, alat timbangan, pengaduk, dan
wadah bersih, alat timbangan, pengaduk, dan wadah untuk mengemas sabun yang
dihasilkan (botol-botol).
Bahan yang digunakan adalah:1) Alkil benzena sulfonat (ABS)
2) Soda kostik (NaOH)
3) Zat pemberi busa (Texapon)
4) Garam dapur (NaCl)
5) Zat warna direk
6) EDTA
7) Pewangi: Jasmine, Blueberry, Lemon, Rose
Resep
Larutan induk : 67%
Zat pembusa : 7%
Garam dapur : 1%
Zat warna : secukupnya
Pewangi : 0,5%
Air : 24,5%
Total 100%
Larutan induk
ABS : 24%
Soda kostik : 6%
Air : 70%
Total 100%
2.7.2Cara
Kerja
1.sediakan alat dan bahan yang digunakan
2.Mula-mula larutan induk disiapkan
sebanyak 1000 ml. 240 ml larutan ABS dimasukkan ke dalam 700 ml air sambil diaduk-aduk, lalu
ditambahkan ke dalamnya larutan soda kostik sebanyak 60 ml. Pengadukan
dilanjutkan hingga diperoleh larutan homogen.
3.Untuk membuat sabun mula-mula zat
warna dimasukkan ke dalam air sesuai dengan resep yang telah ditetapkan dan
diaduk hingga terlarut sempurna.
4.Selanjutnya ke dalam larutan zat
warna ditambahkan berturut-turut zat pembusa, garam dapur, larutan induk, dan
pewangi sambil terus diaduk-aduk hingga diperoleh larutan homogen.
2.7
Mekanisme kerja Sabun Sebagai Pembersih
Sabun merupakan
campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari
minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali, contohnya natrium atau
kalium hidroksida pada suhu 80-100 C melalui suatu proses yang disebut
saponifikasi yang dimana lemak akan terhidrolisis oleh basa yang menghasilkan
gliserol dan sabun mentah. Sabun terdiri dari 2 jenis yaitu sabun padat dan sabun
cair, untuk membuat sabun padat yaitu dengan menggunakan basa NaOH sedangkan
untuk membuat sabun cair digunakan basa KOH.
Mekanisme reaksi
saponifikasi sabun :
Cara kerja sabun adalah
dengan cara mengikat minyak di dalam air, sehingga akhirnya minyak dan kotoran
yang melekat karena minyak dapat dibilas dengan mudah.
Molekul-molekul
sabun berbentuk panjang dan tipis. Pada hampir seluruh panjangnya (atau
"ekornya") strukturnya tepat sama dengan molekul-molekul minyak,
karena itu memiliki afinitas atau keakraban dengan molekul-molekul minyak.
Tapi, pada salah satu ujungnya yang lain (atau "kepalanya") ada
sepasang atom yang muatan listriknya sedemikian hingga hanya senang bergabung
dengan molekul-molekul air, dan kepala inilah yang membuat seluruh molekul
sabun menyatu dengan air--membuatnya dapat larut. Sewaktu berenang di dalam
air, apabila sekelompok molekul sabun bertemu dengan partikel kotoran berminyak
pada pakaian, ekor mereka yang senang berteman dengan minyak akan mengikatkan diri
dengan molekul-molekul minyak, sedangkan kepala-kepala membuat molekul-molekul
sabun tetap menyatu erat dengan air. Alhasil minyak tertarik kedalam air,
selanjutnya partikel kotoran yang semula disandera oleh minyak kini bebas untuk
ikut mengalir dengan air.
2.8 Perbandingan sabun dan
detergent
Perbedaan
detergen dengan sabun antara lain daya cuci detergen lebih kuat dibandingkan
sabun dan detergen dapat bekerja pada air sadah. Akan tetapi sabun lebih mudah
diurai oleh mikroorganisme. Nah, bagaimanakah pengaruh bahan kimia yang ada
dalam produk pembersih sehingga bahan kimia tersebut dapat membersihkan
kotoran? Molekul sabun terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang bersifat
hidrofilik dan yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofilik adalah bagian yang
menyukai air atau bersifat polar. Adapun bagian hidrofobik adalah bagian yang
tidak suka air atau bersifat nonpolar. Kotoran yang bersifat polar biasanya
larut dalam air, sehingga kotoran jenis ini tidak perlu dibersihkan dengan
menggunakan sabun. Kotoran yang bersifat nonpolar, seperti minyak atau lemak
tidak akan hilang jika hanya dibersihkan menggunakan air. Oleh karena itu,
diperlukan detergen sebagai pembersihnya. Ujung hidrofob detergen yang bersifat
nonpolar mudah larut dalam minyak atau lemak dari bahan cucian. Ketika kamu
menggosok atau memeras pakaian membuat minyak atau lemak menjadi butiranbutiran
lepas yang dikelilingi oleh lapisan molekul detergen. Gugus polarnya berada di
luar lapisan sehingga butiran itu larut di air.
Kekurangan
dari sabun adalah ujung hidrofilnya (bagian yang suka air) mudah bereaksi
dengan garam-garam, misalnya kalsium karbonat (air sadah), membentuk zat yang
tidak larut. Endapan yang terjadi membentuk lapisan kusam pada kain yang dicuci
sehingga sabun kurang disukai. Air sadah merupakan air yang mengandung garam
kalsium dan magnesium yang larut dari batuan yang dialiri air.
Kesadahan
dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
Kesadahan sementara disebabkan garam kalsium hidrogen karbonat (CaHCO3) yang
larut dalam air. Kesadahan ini dapat dihilangkan dengan pendidihan dan
menghasilkan zat padat putih tak larut yaitu kalsium karbonat (CaCO3) atau
kerak air. Kesadahan tetap disebabkan garam kalsium dan magnesium yang larut
dalam air. Kesadahan ini tidak dapat dihilangkan dengan pendidihan tetapi
dengan distilasi. Nah, untuk menghindari hal tersebut, saat ini dipakai
detergen sebagai pengganti sabun.
Detergen
mengandung zat aktif permukaan yang serupa dengan sabun, misalnya natrium
benzensulfonat (Na-ABS). Garam kalsium atau magnesium yang larut dalam air
sadah jika bereaksi dengan Na-ABS tetap larut dalam air dan tidak mengendap.
Nah, selain sabun dan detergen, dapatkah kamu menyebutkan bahan pembersih
lainnya yang sering digunakan dalam rumah tangga? Bahan pembersih lainnya yang
juga sering digunakan dalam rumah tangga adalah pembersih lantai dan pasta
gigi. Pada umumnya pembersih lantai menggunakan bahan baku karbol atau amoniak
(NH3) dan zat tambahan tertentu untuk mengatasi bau. Kedua zat tersebut selain
dapat membersihkan lantai, juga dapat mematikan bakteri dan mikroorganisme
lainnya. Pasta gigi termasuk pembersih. Komponen utama pasta gigi adalah
detergen dan abrasif (penggosok). Abrasif yang baik harus cukup keras untuk
membersihkan gigi tetapi jangan sampai merusak email. Pasta gigi biasanya
ditambahkan senyawa fluorin untuk menguatkan email gigi dan mencegah karies.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic
yang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung
pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun keras
adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakn pada sabun
lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat
pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan
larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa
lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.
Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis
dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun
mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga
sabun yang digunakan dalam industri.
3.1
Kelebihan
dan Kekurangan sabun dan detergen
1. Sabun
kelebihan sabun antara lain:
mencuci
dengan baik dalam air lunak,dapat diuraikan mikroorganisme,jarang menyebabkan
kerusakn (alergi) kulit.
Kekurangan
sabun antara lain:
Sukar
larut dalam air,diendapkan dalam air sadah dan membentuk scum, tidak dapat
mencuci dalam larutan bersifat asam.
2. Detergen
Kelebihan detergen antara lain:
detergen tidak memiliki semua kelemahan sabun yang
disebutkan diatas.Detergen tidak mengendap dalam air sadah maupun dapat bekerja
dalam air yang cukup asam dan detergen dapat dibuat dengan sifat-sifat khusus
sesuai keperluan.
Kekurangan
detergen antara lain:
Limbah
detergen generasi terdahulu menimbulkan buih di badan-badan air,seperti sungai
dan danau, detergen mengandung STPP,suatu senyawa fosfat,sebagai zat aditif.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Kimia dari About dot comhttp://urip.wordpress.com
https://www.google.com/search?q=langkah cara pembuatan
sabun
okehh... makasih kakakk... :)
BalasHapussipp :)
Hapuslarutan alkali untuk menetralisir dan meningkatkan ph reaksi yang di inginkan. kualitas alkalipun berbeda-beda, tergantung dimana reaksi untuk campuran yang kita butuhkan. Untuk kandungan asam, berapa PH alkali standar yang dibutuhkan?. Apakah Kekuatan Alkali bisa kita tambah dengan menambahkan ion pada larutan tersebut?. Sumber supplay ion dari tegangan DC power supply (electrolystic)
Hapusmakasih ;)
BalasHapusma'af sekedar kritik....
BalasHapuskok kontent -ny = blog tetangga ???
ap sm2 dr 1 sumber....