Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan
elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya,
yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi
(kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan
pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron
yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi)
disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini
untuk membentuk sebuah reaksi dan reaksi
keseluruhannya disebut reaksi redoks.
Ada tiga definisi yang dapat
digunakan untuk oksidasi, yaitu
kehilangan elektron, memperoleh oksigen, atau kehilangan hidrogen. Dalam
pembahasan ini, kita menggunakan definisi kehilangan elektron.
Oksidasi adalah reaksi dimana
suatu senyawa kimia kehilangan elektron selama perubahan dari reaktan menjadi
produk. Sebagai contoh, ketika logam Kalium bereaksi dengan gas Klorin
membentuk garam Kalium Klorida (KCl), logam Kalium kehilangan satu elektron
yang kemudian akan digunakan oleh klorin. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
K —–> K+ + e-
Ketika Kalium kehilangan elektron, para kimiawan mengatakan
bahwa logam Kalium itu telah teroksidasi menjadi kation Kalium.
PENENTUAN BILANGAN
OKSIDASI
Untuk menentukan bilangan
oksidasi suatau atom dalam suatu senyawa dapat dipergunakan beberapa ketentuan
berikut ini:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (tidak bersenyawa) adalah 0
(nol).
2. Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam
suatu senyawa adalah 0 (nol).
3. Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom-atom dalam
suatu ion poliatomik sama dengan muatan ion tersebut.
4. Unsur-unsur tertentu dalam membentuk senyawa mempunyai
bilangan oksidasi tertentu, misalnya:
·
@ Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan
Fr) dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +1.
·
@ Atom-atom golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba)
dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +2.
·
@ Atom-atom golongan IIIA (B, Al, dan Ga) dalam
senyawa mempunyai bilangan oksidasi +3.
·
@ Atom hidrogen (H) dalam senyawa umumnya
mempunyai bilangan oksidasi +1, kecuali dalam hidrida logam. Hidrida logam
adalah senyawa yang terbentuk dari unsur logam dan hidrogen. Pada hidrida
logam, seperti LiH, NaH, CaH2, MgH2, dan AlH3, atom hidrogen diberi bilangan
ksidasi -1.
·
@ Atom oksigen (O) di dalam senyawa umumnya
mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa peroksida dan OF2.
1 1. Reaksi pengikatan oksigen
H2 + ½ O2 ——>
H2O
2. Reaksi pelepasan elektron
HNO3+3H++3e ——>
NO+H2O
3. Mengalami pertambahan BILOKS
H2S ——> S
-2 0
Seperti halnya oksidasi, ada tiga
definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan reduksi, yaitu memperoleh elektron, kehilangan oksigen,
ataumemperoleh hidrogen. Reduksi sering dilihat sebagai proses memperoleh
elektron. Sebagai contoh, pada proses penyepuhan perak pada perabot rumah
tangga, kation perak direduksi menjadi logam perak dengan cara memperoleh
elektron. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Ag+ + e- ——> Ag
Ketika mendapatkan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa
kation perak telah tereduksi menjadi logam perak.
1. Reaksi pelepasan oksigen
H2O ——> H2
+ O2
2. Reaksi penangkapan elektron
H2S ——>
S+ 2H++2e
3. Mengalami pengurangan BILOKS
HNO3 ——> NO
+5 +2
Baik oksidasi maupun reduksi
tidak dapat terjadi sendiri, harus keduanya. Ketika elektron tersebut hilang,
sesuatu harus mendapatkannya. Sebagai
contoh, reaksi yang terjadi antara logam seng dengan larutan tembaga (II)
sulfat dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :
Zn(s) + CuSO4(aq) ——>
ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn(s) + Cu2+(aq) ——>
Zn2+(aq) + Cu(s) (persamaan ion bersih)
Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi
paruh :
Zn(s) ——>
Zn2+(aq) + 2e-
Cu2+(aq) + 2e- ——>
Cu(s)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar