Kesetimbangan Reaksi
Hari/tgl : Sabtu/
03 November 2012
Tujuan : untuk mengetahui kesetimbangan dalam suatu reaksi apabila direaksikan
Dasar
Teori : Kesetimbangan kimia dalah proses dinamis ketika reaksi
kedepan dan reaksi balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang
berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal tetap pada suhu konstan. Banyak
reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan mencapai satu titik ketika konsentrasi
zat-zat bereaksi dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap
berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi
tanpa perubahan netto konsentrasinya .
Kebanyakan reaksi
kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru mulai,
proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika
molekul produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul
reaktan dari molekul produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila
kecepatan reaksi tekanan (molekul produk) telah sama dengan kecepatan reaksi ke
kiri (pembentukan molekul reaktan) dan konsentrasi reaktan maupun konsentrasi
produk tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi, kesetimbangan kimia merupakan
proses yang dinamis .
Hukum aksi
massa dan konstanta kesetimbangan:
aA(g) + bB(l)
+ cC(s)
xX(g) + yY(l) + zZ(s)
maka, K =
dimana, K adalah kesetimbangan. Tanda
“[ ]” adalah konsentrasi kesetimbangan. Kecepatan reaksi kimia pada suhu
konstan sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia
bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, dimana terdapat reaktan dan produk,
tetapi kedudukannya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah.
Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada konsentrasi reaktan
yang belum bereaksi di dalam campuran kesetimbangan, sehingga reaksi dikatakan
reaksi yang “sempurna”. G N Lewis memperkenalkan besaran termodinamika baru
yaitu keaktifan yang bisa dipakai sebagai ganti konsentrasi. Sangat memudahkan
jika keaktifan dianggap sebagai perkalian antara konsentrasi zat yang dimaksud
dengan suatu koefisien keaktifan .
Dalam suatu sistem
kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju dan reaksi balik
dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada
dalam kesetimbangan nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis
memang mengubah waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan. Reaksi yang
memerlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mencapai
kesetimbangan, dapat mencapainya dalam beberapa menit dengan hadirnya katalis.
Lagi pula, reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya pada
temperatur yang sangat tinggi, dapat berjalan dengan cepat pada temperatur yang
jauh lebih rendah bila digunakan katalis. Ini terutama penting jika temperatur
tinggi mengurangi rendeman dari produk-produk yang diinginkan .
Alat :
·
Tabung
reaksi
·
Rak
tabung
·
Pipet
tetes
·
Botol
semprot
Bahan :
ð Ca2+ è (NH)2C2O4
ð HCl 0,1M èFe3+ 0,1 M
ð KSCN 0,1 M èH3PO4
ð Cu2+ 0,1 M èNH4OH 6 M
ð AgNO3 èNaCl 0,1 M
Cara kerja :
1.
10
tetes Ca2+ 0,1 M Direaksikan dengan 3 tetes (NH)2C2O4
0,1 M,amati jumlah endapan .pada hasil reaksi + 5 tetes (NH)2C2O4
0,1 M amati jumlah endapan.pada hasil reaksi + 5 tetes HCl 0,1 M amati
jumlah endapan.
2.
2
ml Fe3+ 0,1 M direaksikan dengan 2 ml KSCN 0,1 M hasil reaksi
ditempatkan dalam 3 tabung reaksi.pada tabung 2 + 1 ml KSCN 0,1 M amati
warnanya dan bandingkan dengan larutan pada tabung.pada tabung 3 + 1 tetes H3PO4
amati warnanya dan bandingkan dengan tabung 1
3.
1
ml Cu2+ 0,1 M amati warnanya + 1 ml NH4OH 6 M (10%) amati
warna.ambil sebagian larutan hasil reaksi + 10 tetes HCl 0,1 M amati warnanya
dan bandingkan dengan warna larutan sebelumnya
4.
5
tetes larutan AgNO3 Direaksikan dengan Nacl 0,1 M amati endapan yang
terbentuk.pada hasil reaksi + NH4OH 6 M Tetes demi tetes sambil
dikocok amati perubahan yang terjadi pada endapan.
Hasil :
·
Percobaan
1
a.
Ca2+
= bening + 3 tetes (NH)2C2O4 = bening
b.
Hasil
+ 5 tetes (NH)2C2O4 0,1 = bening
c.
Hasil
“b” tambah 5 tetes HCl 0,1 M = bening
·
Percobaan
2
a.
Fe3+
bening + KSCN = merah kehitaman pekat
b.
Hasil
+ 1 ml KSCN = merah kehitaman
c.
Hasil
+ 1 tetes H3PO4 = bening
·
Percobaan
3
a.
Cu2+
0,1 (biru) + 1 ml NH4OH 7M = biru tua
b.
Biru
pekat + 10 tetes HCl 0,1 M = biru jernih
·
Percobaaan
4
a.
5
tetes AgNO3 0,1 M (bening)
+ 5 tetes NaCl 0,1 M = putih susu
b.
Hasil
+ NH4OH 7 M = bening
Pembahasan :
Reaksinya:
1.
Ca2+
+ (NH4)2C2O4
CaC2O4(s)
+ 2NH4

(kesetimbangan kekiri) CaC2O4
Ca2 + C2O4-2
(jumlah oksalat bertambah)

(kesetimbangan kekanan) C2O4-2 + 2H+
H2C2O4 (jumlah C2O42-
berkurang

2.
Fe+3
+ 6 SCN
[Fe (SCN)6]3-
KSCN kesetimbangan bergeser
kakanan menyebabkan warna lebih pekat

[Fe(SCN)6]-3 + H3PO4
[Fe(HPO4)]2+
+ 6SCN- +2H+

Fe3- yang terikat SCN diambil posfat menjadikan
warna Fe berkurang, sehingga warnanya bening
3.
Cu2+
+ 4 NH3
[ Cu (NH3)4 ]2+

[Cu(NH3)4]2+ + 4NH3 julmahnya berkurang akibatnya reaksi
kesetimbangan kekanan sehingga warnanya lebih muda
NH3 + HCl
NH4Cl

4.
Ag+
+ NaCl
AgCl(s) + Na+

Ag(Cl)(s) + 2NH4OH
[Ag(NH3)2]+2
+ Cl- + 2H2O (endapan putih)

Kesimpulan : Dari percobaan yang telah dilakukan
didapati bahwa kesetimbang diatas dipengaruhi oleh banyak sedikitnya
konsentrasi dan juga benyak sedikitnya volume larutan. Sehingga perubahan
kesetimbangan yang dipengaruhi beberapa faktor diatas dapat dilihat dari
perubahan warna dan kepekatan larutan.
Bandung, November 2012
Pembimbing Praktikan
( Gana Dargana)
( Devi Fitri )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar