Jumat, 11 April 2014

MAKALAH BIOKIMIA " GIZI DAN KELAPARAN "



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas taufiq dan hidayah-NYA, Kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Gizi dan Kelaparan”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah atau tulisan ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
            Kami berharap semoga  makalah ini dapat berguna sebagai acuan dalam bentuk pembelajaran, perencanaan dan pengelolaan mata kuliah Biokimia Lanjut secara terpadu dan hasilnya dapat bermanfaat bagi mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih.





Bandung,        Februari 2014



                                                                                                      PENULIS


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    PENDAHULUAN
Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi. Tingginya angka kematian ini juga dampak dari kekurangan gizi pada penduduk. Mulai dari bayi dilahirkan, masalahnya sudah mulai muncul, yaitu dengan banyaknya bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR<2.5 Kg). Masalah ini berlanjut dengan tingginya masalah gizi kurang pada balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa sampai dengan usia lanjut.
Pertengahan tahun 1940-an ilmuwan Amerika Serikat Ancel Keys menyelidiki apa yang terjadi pada manusia jika lapar. 36 peserta uji coba selama tiga bulan hanya mengkonsumsi separuh kalori dari yang biasanya dibutuhkan. Target Key adalah setiap peserta uji coba selama tiga bulan tersebut kehilangan 25 persen berat badannya. Terutama pengaruh psikis dari lapar berkepanjangan ditunjukkan secara jelas. Banyak pria menarik diri dan menjadi apatis. Rasa lapar menutupi minat lainnya, sehingga mereka hanya tertarik akan hal-hal yang berkaitan dengan makanan. Beberapa peserta bahkan bermimpi tentang kanibalisme.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini akan membahas tentang Gizi dan Kelaparan.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan gizi?
2.      Dari mana sumber gizi tersebut?
3.      Apa fungsi gizi?
4.      Apa saja factor yang mempengaruhi gizi seseorang?
5.      Bagaimana proses terjadinya pencernaan dan penyerapan  gizi dalam tubuh?
6.      Apa saja akibat kelebihan dan kekurangan zat gizi?
7.      Apa yang dimaksud dengan kelaparan?
8.      Bagaimana reaksi tubuh bila terjadi kelaparan?
9.      Apa akibat jika terjadi kelaparan?
10.  Bagaimana cara mengatasi masalah gizi dan kelaparan?

C.    TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah:
1.    Mahasiswa dapat mengerti tentang gizi
2.    Mahasiswa dapat mengetahui sumber gizi
3.    Mahasiswa dapat mengetahui fungsi gizi
4.    Mahasiswa dapat mengetahui factor yang mempengaruhi gizi seseorang
5.    Mahasiswa dapat mengetahui proses terjadinya pencernaan dan penyerapan gizi dalam tubuh
6.    Mahasiswa dapat mengetahui akibatnya kelebihaan dan kekurangan zat gizi
7.    Mahasiswa dapat mengerti tentang kelaparan
8.    Mahasiswa dapat mengetahui reaksi tubuh bila terjadi kelaparan
9.    Mahasiswa dapat mengetahui akibat terjadinya kelaparan
10.                        Mahasiswa dapat mengetahui cara mengatasi masalah gizi dan kelaparan

D.    MANFAAT
1.      Untuk mengenal dan memahami secara mendalam tentang Gizi dan Kelaparan.
2.      Agar pembaca atau Mahasiswa/i sekolah Tinggi Analis Bakti Asih dapat menggunakan makalah ini sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah Biokimia Lanjut.


BAB II
ISI
A.    PENGERTIAN GIZI
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

B.     SUMBER GIZI
1)      Karbohidrat
Di dalam tubuh kita, zat gizi ini adalah sumber utama energi bagi tubuh. Yang perlu Anda perhatikan, ada dua jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks (zat tepung) dan gula yang dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Namun, ada juga karbohidrat lainnya yang terdapat pada serat. Tapi, serat tidak termasuk zat gizi, karena tidak dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Meskipun, serat sangat membantu pencernaan dan memberikan perlindungan terhdapat beberapa penyakit.
Fungsi Karbohidrat :
a)      Sumber utama energi tubuh.
b)      Pemberi rasa manis pada makanan fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa.
c)      Penghemat protein maksudnya bila Karbohidrat kurang dalam tubuh maka protein yang dipakai dan bila sebaliknya, maka protein dipakai untuk pertumbuhan.
d)     Pengatur metabolisme lemak normal. Bila KH tidak cukup maka dalam jumlah besar akan memakai lemak yang menghasilkan energi dan produk tubuh berupa asam keton.
e)      Membantu pengeluaran faeses. Dengan cara mengatur peristaltic usus dan membentuk pada faeses.
f)       Laktosa dapat menetap lebih lama dalam usus dibanding disakarida lain, hingga membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri yang berguna dalam efek pencahar dan memproduksi vitamin-vitamin tertentu dalam usus
2)      Lemak
Tubuh Anda tentunya tidak dapat membuat semua jenis asam lemak yang diperlukan. Meskipun begitu, asam lemak dapat diperoleh dari makanan yang Anda konsumsi.
Fungsi lemak:
a)      Dalam pembentukan ester kolesterol
b)      Pembentukan phospholipid dalam darah
c)      Precusor dari prostaglandin, thromboxane, dan prostacycline yaitu senyawa yang menyerupai hormon yang berpartisipasi dalam :
ü  Pengaturan tekanan darah
ü  Denyut jantung
ü  Pelebaran pembuluh darah
ü  Pembekuan darah
ü  Respon kekebalan dan keaktifan sistem syaraf pusat
3)      Protein
Zat gizi ini tentunya dapat juga diubah menjadi energi, bila tubuh Anda kekurangan karbohidrat dan lemak. Jika hal ini terjadi, protein hanya berfungsi sebagai pemeliharaan jaringan tubuh. Padahal, protein yang mengandung asam amino ini bekerja untuk membangun, memperbaiki, dan mempertahankan jaringan tubuh Anda. Pada prinsipnya, tubuh Anda dapat memproduksi asam amino yang nonesensial. Sedangkan asam amino yang esensial harus diambil dari makanan.
Fungsi Protein :
a)      Mengganti jaringan sel-sel yang rusak dan kalah.
b)      Membangun dan membentuk jaringan tubuh yang baru.
c)      Merupakan sumber energi panas.
d)     Diperlukan untuk sekresi cairan tubuh yang penting seperti : enzim, hormon.
e)      Dalam bentuk imunoglobulin (anti body) protein berguna sebagai resisten kekebalan.
f)       Dalam lipoprotein berguna sebagai transportasi trigliserida, kolesterol dan pospolipid.
g)      Dalam bentuk albumin akan mengangkut asam lemak bebas, bilirubin dan memelihara tekanan Osmotik yang normal diantara cairan tubuh.
4)      Vitamin
Setiap jenis vitamin yang masuk ke dalam tubuh, tentunya akan mengatur sendiri dengan proses yang berbeda. Karena perannya yang aman spesifik, setiap jenis vitamin tidak dapat menggantikan fungsi vitamin yang lain. Sebab, fungsi vitamin adalah pemicu berbagai proses dalam tubuh, yang mengawali terjadinya reaksi kimia di dalam sel-sel tubuh.
5)      Mineral
Fungsi mineral sama halnya dengan vitamin. Ia bekerja sebagai pemicu proses, dan memiliki pembagian tugas yang unik.
Fungsi mineral:
a)      Sebagai building material, dimana sebagian besar merupakan mineral tulang dan hanya sebahagian kecil sebagai bagian-bagian tubuh lainnya.
Misalnya :
ü  Tulang dan gigi oleh Ca, P
ü  Rambut, kuku, kulit oleh Sulfur
ü  Darah oleh Fe, Ca, Na, P, Cu, dan garam-garam lain
b)      Sebagai body regulator disini sebagai pengatur proses-proses tubuh yang esensial dalam berbagai reaksi fisik dan kimia metabolisme tubuh.
Misalnya :
ü  Keseimbangan asam dan basa oleh Cl, S, Ca, Na, K, Fe, Mg.
ü  Keseimbangan cairan oleh Na, K
ü  Kontraksi otot oleh Na, K, Mg
6)      Air
Air dapat membantu mengatur suhu tubuh kita. Pasalnya, berat tubuh kita terdiri atas air sebanyak 55% sampai 75%. Peranan air di dalam tubuh kita, sebagai pengatur proses pengataran zat gizi dan kimia tubuh lainnya ke dalam sel. Dan, membawa perginya limbah yang dihasilkan tubuh.
Fungsi Air:
a)      Air merupakan pelarut dan alat angkut dalam tubuh
b)      Air sebagai katalisator dalam reaksi biologik dalam sel, termasuk saluran cerna.
c)      Air sebagai pelumas pada sendi-sendi.
d)     Air memelihara konsentrasi fisik dan kimia dari cairan intra dan ekstra selulerserta menjaga suhu tubuh.
e)      Air sebagai peredam benturan




C.    FUNGSI ZAT GIZI
1.      Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidratlemak dan protein, merupakan ikatan organic yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
2.      Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
3.      Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Proteinmineral, air dan vitamin. Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuhMineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsinormal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam darah, cairanpencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.

D.    FACTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI SESEORANG
Ada 2 faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang yaitu:
a)      Faktor Eksternal, Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
·         Pendidikan dan pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999, dalam creasoft.wordpress.com) Selain itu, banyak faktor ekonomi yang sukar untuk dinilai secara kuantitatif, khususnya pendapatan dan kepemilikan (barang berharga, tanah, ternak) karena masyarakat enggan untuk membicarakan kepada orang yang tidak dikenal, termasuk ketakutan akan pajak dan perampokkan. Tingkat pendidikan juga termasuk dalam factor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan( Departemen gizi dan kesehatan masyarakat, 2007).
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001, dalam artikelpenjas blogspot.com)
·         Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang  menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).
·         Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998, dalam artikelpenjas.blogspot.com)
Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan, seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan ( Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).
b)      Faktor Internal. Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
·         Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001 dalam creasoft.wordpress.com)
·         Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all,  1986)
·         Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all,  1986 dalam creasoft.wordpress.com)
E.     PROSES TERJADINYA PENCERNAAN DAN PENYERAPAN GIZI OLEH TUBUH
Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran cerna hingga diperoleh bentuk – bentuk sederhana yang dapat diabsorpsi ke dalam darah untuk selanjutnya diangkat oleh darah atau limfe ke sel – sel tubuh. Perubahan – perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilakukan melalui proses pencernaan di dalam saluran cerna.
Sistem pencernaan sendiri tidak dapat terlepas dari penyerapan (absorpsi) zat – zat gizi dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Untuk menggunakan nutrisi yang terkandung di dalam setiap bahan pangan tentu diperlukan proses penyerapan. Penyerapan sendiri terjadi di usus halus, saat makanan yang dikonsumsi telah melewati sistem pencernaan tersebut.
Tujuan dasar dari pencernaan dan absorpsi sendiri adalah untuk mengantarkan zat gizi esensial ke sel untuk kelangsungan hidup. Agar dapat memecah zat – zat gizi esensial tersebut, tubuh mengolah makanan melalui proses kimia dan mekanik dalam saluran cerna. Keberhasilan pencernaan dan absorpsi bergantung pada koordinasi fungsi otot dan saraf dinding saluran cerna, urgan saluran cerna, dan organ tambahan dalam pencernaan.
Pola makan dan pola pencernaan kita yang dimulai dari mengunyah makanan sangat berpengaruh pada keberhasilan sistem pencernaan dalam mencerna makanan. Tidak sedikit orang mengalami gangguan pencernaan karena pola makan yang kurang tertata serta sistem pencernaan yang kurang terjaga. Meskipun sepele, hal semacam itu sangat berpengaruh pada kesehatan pencernaan tubuh di kemudian hari. Semakin lama kita tidak melatih keteraturan pola makan dan pola pencernaan, maka semakin cepat kesehatan pencernaan kita akan terganggu. Akibat jangka panjangnya, sistem metabolisme di dalam tubuh juga akan terganggu.
a)         Pencernaan
Pencernaan makanan terjadi di dalam saluran cerna yang panjangnya 8 – 9 meter pada orang dewasa. Saluran cerna dimulai dari mulut, melalui esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan berakhir di anus (Almatsier ; 2009). Saluran cerna dapat dikatakan berada “di luar” tubuh. Zat – zat gizi yang berasal dari makanan harus melewati dinding saluran cerna agar dapat diabsorpsi ke dalam aliran darah.
Saluran cerna merupakan sistem yang sangat kompleks yang melakukan berbagai fungsi faali : menerima, menghaluskan, dan transportasi bahan – bahan yang dimakan; sekresi enzim cerna, asam, mukus, empedu, dan bahan lain; pencernaan bahan – bahan yang dimakan; absorpsi dan transportasi produk hasil cerna; serta transpor, penyimpanan dan ekskresi produk – produk sisa.
Pencernaan dilakikan melalui perubahan mekanis dan kimiawi. Secara mekanis, makanan dihancurkan melalui proses mengunyah dan proses peristaltik. Proses mengunyah memperluas permukaan makanan sehingga enzim pencernaan dapat bekerja lebih baik. Proses perisaltik yaitu proses mengaduk dan mendorong makanan yang dimungkinkan oleh gerakan kontraksi dan relaksasi dinding saluran cerna sehingga makanan terdorong ke bawah, menambah penghancuran makanan dalam bentuk lebih kecil dan mengaduknya dengan sekresi pencernaan.
Secara kimiawi makanan dihancurkan oleh enzim – enzim pencernaan. Enzim – enzim ini dikluarkan melalui air ludah ke mulut, melalui cairan lambung ke dalam lambung dan melalui cairan usus halus ke dalam usus halus. Di samping itu cairan empedu yang dikeluarkan oleh kantong empedu membantu pencernaan dan absorpsi di dalam sel – sel usus halus. Asam klorida di dalam lambung juga membantu pencernaan.
b)        Penyerapan
Absorpsi zat gizi (nutrient) terjadi terutama di usus halus (90%), dan sisanya (10%) di dalam lambung dan usus besar. Terdapat dua jenis gerakan yang terjadi di dalam usus halus, yaitu :
·         Gerakan segmental adalah gerakan yang memisahkan segmen usus yang satu dengan yang lain. Hal ini memungkinkan chyme dari lambung bergerak maju mundur dengan tendensi yang menyebabkan chyme tercampur dengan enzim-enzim pencernaan dan berkontak dengan mukosa usus untuk diabsorpsi. Setelah makanan diabsorpsi, segmentasi berkurang dan diganti dengan gerakan peristaltik yang akan mendorong makanan menuju distal.   
·         Gerakan pendulum atau ayunan menyebabkan isi usus bercampur.
Semua nutrien yang diabsorpsi terjadi melalui membran plasma sel. Villi-villi usus halus merupakan tempat terjadinya absorpsi karena pada bagian ini terdapat pembuluh darah kapiler dan pembuluh limfe yang akan mengirim zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Mekanisme penyerapan yang terjadi di usus halus, yaitu pasif-difusi dan aktif-difusi. Penyerapan secara pasif-difusi, yaitu penyerapan yang berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosis dan difusi dimana diketahui zat-zat makanan akan mengalir dari yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Sedangkan penyerapan aktif-difusi, yaitu proses penyerapan yang membutuhkan energi.

F.     AKIBAT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ZAT GIZI
1.      Karbohidrat
ü  Kelebihan : gula darah meningkat, diabetes, obesitas, jantung, gangguan pada pembuluh darah (cardiovascular), hipertensi.
ü  Kekurangan : malnutrisi, kurus, lemah, tidak ada energi, gangguan metabolisme otak, busung lapar.
2.      Protein
ü  Kelebihan : gangguan ginjal, beban kerja hati.
ü  Kekurangan : mudah sakit, gangguan metabolisme tubuh.
3.      Lemak
ü  Kelebihan : obesitas, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah.
ü  Kekurangan : busung lapar, kekurangan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K), penurunan daya tahan tubuh, kurang tenaga, gangguan tumbuh kembang.
4.      Mineral
ü  penumpukan zat besi berakibat pada gangguan kerja organ, diare, muntah-muntah, talasemia,gangguan metabolisme tubuh.
ü  kurang zat besi berakibat penurunan konsentrasi dan IQ, mudah sakit dan tidak nafsu makan,kurang yodium berakibat penyakit gondok.
5.      Vitamin
ü  Vitamin A
Pria yang hanya sedikit memproduksi sperma,seperti ditulis dalam buku Sexual fitness,dapat meningkatkan jumlah spermanya bila mengkonsumsi vitamin A dan E yang memadai. Vitamin A,C,dan E,merupakan antioksidan yang dapat melindungi sperma dari epek buruk radikal bebas. Vitamin A dibutuhkan untuk membentuk hormon seks yang berkait dengan produksi sperma. Tapi food supplement yang mengandung vitamin A,D,E,dan K bila diminum secara berlebihan dalam jangka panjang akan tertimbun dalam lemak. Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan sakit kepala dan gangguan pada sendi. Bahkan pada tingat yang sangat berat,kelebihan vitamin A dapat menyebabkan gangguan jiwa.
ü  Vitamin B
Vitamin B sangat penting untuk aktivitas enzim dan metabolisme. Vitamin ini berperan dalam produksi testosteron, hormon seks yang membangkitkan libido. Vitamin B6 terdapat di wortel, pisang, telur, madu, kedelai,dan gandum. Vitamin B kompleks adalah vitamin yang larut dalam air sehingga epek negatifnya lebih kecil,tapi kelebihan vitamin B dapat menyebabkan mual bila diminum dengan dosis berlebihan. Jangan minum vitamin B6 lebih dari 200mg per hari. Dosis di atas 2.000 mg sehari dapat mengakibatkan kerusakan otak. Dampak kekurangan vitamin B adalah mudah terjangkit penyakit beri-beri, mudah terkena penyakit infeksi, masalah kulit, diare, dermatitis, sariawan, nafsu makan turun, mengganggu system syaraf dan daya ingat, anemia, cepat lelah, hilang nafsu makan, dan lain-lain.
ü  Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan yang sangat hebat Vitamin ini adalah dalam jeruk,stroberi,bayam,dan sayur-sayuran hijau lainnnya, tomat, serta brokoli. Kelebihan vitamin C akan dibuang melalui air seni. Meski demikian,berlebihan mengkonsumsi vitamin C membuat kontraksi usus lebih terangsang dan menyebabkan diare. kekurangan vitamin C adalah masalah pada gigi dan gusi, masalah kulit, cepat lelah, sakit kepala.
ü  Vitamin D
Jangan makan vitamin D secera berlebihan karena dapat merusak Ginjal dan hati. Di Indonesia sebenarnya seseorang tidak perlu menembah konsumsi vitamin D karena di Indonesia cukup banyak sinar matahari. Kulit dapat memprroduksi vitamin D bila terkena Sinar ultra violet dari matahari. Dampak kekurangan vitamin D adalah masalah pada tulang dan gigi, masalah pertumbuhan.Sedangkan dampak kelebihan vitamin D adalah nyeri tulang, lemah otot, mual, cepat lelah, kehilangan nafsu makan.
ü  Vitamin E
Vitamin E sering disebut sebagai vitamin seks karena berperan dalam pembentukan hormon seks. Pria yang kekurangan vitamin E dapat kekurangn gairah seksual. Kelebihan vitamin E dapat meningkatkan tekenan darah. Menurut food and Drug Administtration (FDA) Amerika, orang cukup mengkonsumsi vitamin E dengan dosis 30 IU sehari. kekurangan vitamin E adalah merusak imunitas tubuh, memperlambat perkembangan syaraf otot.Sedangkan dampak kelebihan vitamin E adalah hipertensi, lemah otot, mudah terkena resiko perdarahan dalam tubuh.
6.      Air
Kekurangan air dalam tubuh, selain menimbulkan dehidrasi, juga bisa menyebabkan sakit kepala dan pusing.  jika kelebihan, akan timbul sindrom kelebihan air, Overhidrasi adalah kelebihan cairan dalam tubuh.

G.    PENGERTIAN KELAPARAN
Surya silvirawati 2007 dalam Kelaparan didefenisikan sebagai suatu kondisi hasil kurangnya konsumsi pangan yang disebabkan oleh ketidak mampuan mendapatkan pangan yang cukup (Lenhart dan Read 1989 dalam silvirawati 2007).
Konsep kelaparan berdasarkan FAO (2003) dalam silvirawati 2007 adalah ketidak mampuan memenuhi kebutuhan energy (secara rata-rata sepanjang tahun) untuk hidup sehat, Produktif dan mempertahankan berat badan sehat.
Kelaparan juga didefenisikan sebagai kekurangan pangan yang mengakibatkan kekurangan gizi (Mason 20031989 dalam silvirawati 2007), atau perasaan tak tenang/gelisah disebabkan kurangnya akses terhadap pangan (Kennedy 2003  dalam silvirawati 2007).
Berdasarkan hasil Rumusan lolakarya instrument kelaparan (Hardiansyah 2002 dalam silvirawati 2007), kelaparan merupakan ketidakmampuan seseorang memenuhi pangan minimal untuk hidup sehat, cerdas dan produktif, serta mempertahankan berat badan sehat karena masalah daya beli atau ketersediaan pangan. Secara operasional kelaparan adalah apabila seseorang dalam dua bulan terakhir terjadi penurunan frekuensi dan atau porsi makan, disertai penurunan berat badan karena masalah daya beli dan/atau ketersediaan pangan.
Defenisi/pengertian kelaparan yang diusulkan dipakai di Indonesia adalah “kelaparan merupakan kondisi seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam jangka waktu tertentu karena ketersediaan pangan dan ekonomi” dalam hal ini orang berpuasa, diet, dan menderita penyakit tidak termasuk dalam batasan ini (sirvirawati 2007).
Defenisi yang hampir sama juga dihasilkan dari kesepakatan pertemuan 27 November 2002 (BBKP DEPTAN) dalam silvirawati (2007) yaitu kelaparan merupakan ketidakmampuan seseorang memenuhi kebutuhan pangan minimal untuk hidup sehat, cerdas dan produktif, selama dua bulan berturut-turut karena masalah daya beli dan/atau ketersediaan pangan serta nilai-nilai masyarakat. Secara operasional kelaparan merupakan ketidakmampuan seseorang memenuhi 70 persen kebutuhan energy yang disertai penurunan berat badan karena masalah daya beli dan/atau ketersediaan pangan (Tanziha 2005 dalam silvirawati 2007). Dalam hal ini kelaparan yang dimaksud adalah kelaparan kronis, dimana seorang individu  dikatakan kelaparan apabila dalam dua bulan berturut-turut konsumsi energinya kurang dari 70 persen kebutuhan. Dua bulan dipakai sebagai ukuran waktu kelaparan, karena diasumsikan apabila seorang dewasa tingkat knsumsi energinya < 70 persen dalam jangka waktu dua bulan, maka individu tersebut akan mengalami penurunan berat badan sebesar tiga sampai lima kilogram, yang dapat dirasakan langsung oleh individu tersebut. Aapabila individu ditanyakan apakah terjadi penurunan berat badan karena kurang makan, maka responden dapat menjawab dengan benar, walaupun hanya dengan ukuran persepsi berdasarkan terasa baju atau celana semakin longgar (Hardiansyah 2002 dalam silvirawati 2007).
Menurut Carlson, Andrews dan Bickel (1999) dalam dalam silvirawati (2007), dalam keaadaan kekurangan pangan atau pada suatu situasi dimana seseorang tidak bisa memperoleh cukup pangan atau pada suatu situasi dimana seseorang tidak bisa memperoleh cukup pangan, maka kelaparan bissa terjadi, sekalipun kekurangan  pangan tersebut tidak  dalam jangka panjang tetapi cuku menjadikan permasalahan kesehatan atau penurunan berat badan. Dalam hal ini seseorang dikatakan kelaparan meskipun tidak menunjukkan gejala klinis dari kelaparan itu sendiri. Apabila memandang kelaparan dari pandangan sosial, kelaparan sudah terjadi pada saat : (1) seorang anak tidur dalam keadaan lapar karena orang tuanya tidak mampu menyediakan pangan, (2) orang tua khususna ibu tidak makan agar anggota keluarga lainnya bisa makan, (3) seorang Tunawisma yang tergantung pada pemberian derma atau terpaksa meminta-minta untuk mendapatkan makanan atau (4) orang yang tidak makan dengan baik supaya dapat menabung untuk membayar sewa dan lainnya. orang tersebut mengalami kekurangan pangan yang secara klinis mungkin tidak menunjukkan malnutrition atau kurang gizi/buruk, tetapi mereka dalam keaadaan kelaparan sehingga disebut juga kelaparan tak kentara atau hidden hunger. Hal ini sesuai dengan pendapat soekirman (2002) dalam silvirawati (2007), bahwa kelaparan terjadi meskipun secara klinis tidak terlihat berstatus gizi kurang.

H.    REAKSI TUBUH BILA TERJADI KELAPARAN
Orang dapat bertahan hidup sampai tiga bulan bila kelaparan, jika metabolisme tubuh mengubah cara kerjanya. Tapi jika orang tidak mampu mengubah metabolisme tubuh karena sakit infeksi, kematian terjadi lebih cepat.
Evolusi mempersiapkan manusia untuk fase tubuh bertahan hidup tanpa persediaan makanan yang mencukupi. Sampai dua bahkan tiga bulan seseorang dapat bertahan hidup tanpa makanan. Dengan syarat ia cukup minum dan sehat. Profesor Joachim Gardemann pada Fakultas Biologi Manusia dan Bantuan Humaniter pada Universitas Münster: "Kelaparan bukanlah penyakit melainkan kemampuan tubuh manusia. Karena dari pandangan para pakar kesehatan, lapar adalah strategi bertahan hidup yang penting pada organisme manusia.
Apa yang diketahui para ilmuwan tentang lapar sebagian besar berdasarkan eksperimen yang tidak lagi terbayangkan dapat dilakukan pada masa kini. Setiap komisi etika akan segera melarangnya. Pertengahan tahun 1940-an ilmuwan Amerika Serikat Ancel Keys menyelidiki apa yang terjadi pada manusia jika lapar. 36 peserta uji coba selama tiga bulan hanya mengkonsumsi separuh kalori dari yang biasanya dibutuhkan. Target Key adalah setiap peserta uji coba selama tiga bulan tersebut kehilangan 25 persen berat badannya.
Terutama pengaruh psikis dari lapar berkepanjangan ditunjukkan secara jelas. Banyak pria menarik diri dan menjadi apatis. Rasa lapar menutupi minat lainnya, sehingga mereka hanya tertarik akan hal-hal yang berkaitan dengan makanan. Beberapa peserta bahkan bermimpi tentang kanibalisme.
a)      Bila Kelaparan Otak Mengatur Strategi
Yang berperan utama pada tubuh manusia saat merasa lapar adalah pusat rasa lapar di hypotalamus. Pusat metabolisme di otak menjadi aktif segera setelah tingkat kadar gula dalam darah menurun. Bagian otak ini terutama berfungsi mengaktifkan produksi hormon stress adrenalin, agar manusia melakukan segala cara untuk berhasil mencari makanan. Jika tidak ada makanan yang masuk, otak melakukan strategi kedua.
Agar dapat berfungsi, otak memerlukan zat gula yakni glukosa. Meskipun volume otak hanya meliputi dua persen berat tubuh manusia, otak memerlukan sekitar separuh dari kebutuhan glukosa seluruh tubuh. Jadi otak berusaha mengamankan seluruh persediaan glukosa bagi kebutuhannya. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat sampai ke otot. Jadi otak memberi isyarat untuk menghentikan produksi insulin. Hasilnya otot tidak memperoleh insulin. Otak mengendalikan metabolisme sedemikian rupa agar otak itu sendiri dapat bertahan hidup. Demikian dikatakan Gardemann.
Setiap organ tubuh pada saat kelaparan menurun beratnya sekitar 50 persen dari berat sebelumnya sampai akhirnya mati. Tapi tidak demikian halnya dengan otak. Ia hanya menurun beratnya dua sampai empat persen. Tidak heran jika otak menyimpan secara istimewa cadangan glukosa. Jika kurang makan berlangsung terus-menerus tubuh akan merambah protein untuk memproduksi energi. Tindakan ini juga merugikan otot-otot yang sebagian besar terdiri dari protein. Otot tidak lain adalah penyimpan protein. Mula-mula orang masih dapat mentolerir dengan berkurangnya volume otot.
b)      Tubuh Menghemat Energi Bila Lapar
Setelah 8 sampai 10 hari tubuh akan mengubah metabolismenya ke apa yang disebut program penghematan energi. Aktivitas-aktivitas akan menurun ke tingkat terendah. Frekuensi jantung, tekanan darah dan suhu tubuh menurun.
Selain itu tubuh akan mengambil simpanan lemak. Untuk itu tubuh membangun asam lemak menjadi apa yang disebut keton atau senyawa lemak dalam tubuh. Keton ini adalah sumber energi paling penting dan membuat orang yang menderita kelaparan masih dapat bertahan hidup, karena keton adalah satu-satunya unsur yang masih dapat dikonsumsi otak selain glukosa.
Jika kelaparan berkepanjangan, makin banyak dampak negatif yang muncul. Fungsi penahan pada kulit melemah, demikian juga sistim kekebalan tubuh, penyakit makin mudah menyerang. Yang paling buruk bahwa tubuh juga mengubah otot-otot jantung perlahan-lahan menjadi makanan bagi otak. Demikian pula organ-organ tubuh penting lainnya, karena organ tubuh sebagian besar terdiri dari protein. Setelah beberapa waktu manusia tinggal tulang dan kulit.Anak-anak terlihat sama seperti orang tua. Orang meninggal karena organ tubuh gagal berfungsi. Sering kali jantung yang mula-mula berhenti berfungsi.
c)      Perubahan Metabolisme Tubuh
Orang hanya dapat bertahan hidup maksimal tiga bulan jika program metabolisme tubuh mengubah cara kerjanya seperti itu. Tapi menurut Joachim Gardemann kasus yang terjadi tidak selalu demikian. Jika seseorang menderita malaria, AIDS atau penyakit lainnya, ia memiliki unsur pemicu peradangan dalam darah, sehingga pankreas tetap melepaskan insulin. Dan itu berarti metabolisme lapar tidak terjadi. Dampaknya dalam waktu singkat tubuh mengkonsumsi seluruh protein, tidak terbentuk keton sebagai pengirim energi, dan cadangan lemak tubuh tetap tidak terpakai. Dengan amat cepat seluruh protein yang dimiliki manusia untuk bertahan hidup tersedot seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan glukosa otak. Anak kecil yang tidak mampu mengubah metabolisme tubuhnya karena sakit infeksi misalnya, dalam beberapa pekan sudah meninggal. Demikian dikatakan pakar kesehatan Gardemann.
I.       AKIBAT TERJADI KELAPARAN
Kelaparan bisa merupakan akibat dari:
·         Puasa
·         Anoreksia nervosa
·         Penyakit saluran pencernaan yang berat
·         Stroke
·         Koma
Tubuh melawan kelaparan dengan memecahkan jaringannya sendiri dan menggunakannya sebagai sumber kalori. Sebagai akibatnya, organ-organ dalam dan otot mengalami kerusakan yang progresif dan lemak tubuh (jaringan adiposa) semakin menipis. 
Seorang dewasa dapat kehilangan separuh dari berat badannya dan anak-anak lebih dari separuh berat badannya. Kehilangan berat yang sebanding paling banyak terjadi di hati dan usus, lalu di jantung dan ginjal, dan paling sedikit di sistem saraf. 
Tanda yang paling jelas dari berkurangnya berat badan adalah berkurangnya lemak di bagian tubuh yang dalam keadaan normal menyimpan lemak, berkurangnya ukuran otot dan menonjolnya tulang-tulang. Kulit menjadi tipis, kering, tidak elastis, pucat dan dingin. Rambut menjadi kering, jarang/tipis dan mudah rontok. Sebagian besar sistem tubuh akan terkena akibatnya dan kelaparan total akan berakibat fatal dalam 8-12 minggu. 
Bagaimana Kelaparan Mempengaruhi Sistem Tubuh
SISTEM
EFEK
Sistem Pencernaan
  Menurunkan produksi asam lambung
  Diare yg sering & bisa berakibat fatal
Sistem Kardiovaskuler
(Jantung & Pembuluh Darah)
  Mengurangi ukuran jantung & jumlah darah yg dipompa, memperlambat denyut jantung & menurunkan tekanan darah
  Pada akhirnya menyebabkan kegagalan jantung
Sistem Pernafasan
  Memperlambat pernafasan, mengurangi kapasitas paru-paru
  Pada akhirnya menyebabkan kegagalan pernafasan
Sistem Reproduksi
  Mengurangi ukuran indung telur (pada wanita) & buah zakar (pada laki-laki)
  Kehilangan gairah seksual (libido)
  Terhentinya siklus menstruasi
Sistem Saraf
Apati & mudah tersinggung, meskipun intelektual tidak terganggu
Sistem Muskuler
(Otot)
Kesanggupan yang rendah untuk melakukan latihan atau kerja, karena berkurangnya ukuran & kekuatan otot
Sistem Hematologis
(Darah)
Anemia
Sistem Metabolik
  Suhu tubuh yg rendah (hipotermia), sering menyebabkan kematian
  Pengumpulan cairan di kulit, terutama disebabkan oleh hilangnya lemak dibawah kulit
Sistem Kekebalan
Terganggunya kemampuan untuk melawan infeksi & penyembuhan luka
Pengembalian asupan makanan seperti sedia kala membutuhkan waktu tergantung pada berapa lama orang tersebut mengalami kelaparan dan seberapa parah organ tubuh yang terkena akibat kelaparan tersebut. Saluran pencernaan menyusut selama kelaparan, dan tidak dapat berfungsi langsung saat pertama kali. Cairan seperti jus, susu dan sup sangat disarankan bagi pasien yang dapat makan lewat mulut untuk pertama kali makan. 
Setelah beberapa hari makanan cair tersebut dapat diganti dengan makanan yang lebih padat dan kalorinya dinaikkan secara bertahap mulai dari 500 kalori/hari. Biasanya makanan padat yang dihancurkan diberikan dalam porsi kecil pada beberapa waktu untuk menghindari diare. 
Penderita harus bertambah 3 atau 4 pond seminggu sampai berat badan normal tercapai.  Pada awalnya beberapa penderita harus mendapatkan makanannya lewat pipa nasogastrik. Pemberian makanan lewat infus diperlukan bila penderita mengalami malabsorpsi dan diare persisten. 


KURANG KALORI PROTEIN 
Diantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup, terdapat tingkatan yang bervariasi dari nutrisi yang tidak memadai, seperti Kurang Kalori Protein (KKP), yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di negara-negara berkembang.  Pertumbuhan yang cepat, adanya infeksi, cedera atau penyakit menahun, dapat meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi, terutama pada bayi dan anak-anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi
Kurang kalori protein disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai, yang mengakibatkan kekurangn protein dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah sedikit, misalnya vitamin dan mineral). 
Terdapat tiga jenis KKP, yaitu:
1.      KKP Kering : jika seseorang tampak kurus dan mengalami dehidrasi
2.      KKP Basah : jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan
3.      KKP Menengah : jika seseorang berada dalam kondisi diantara KKP kering dan KKP basah.
KKP kering disebut marasmus, merupakan akibat dari kelaparan yang hampir menyeluruh. Seorang anak yang mengalami marasmus, mendapatkan sangat sedikit makanan, sering disebabkan karena ibu tidak dapat memberikan ASI. Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh. Hampir selalu disertai terjadinya infeksi.  Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk dan bisa berakibat fatal. 
KKP basah disebut kwashiorkor, yang dalam bahasa Afrika berarti 'anak pertama-anak kedua'. Istilah tersebut berdasarkan pengamatan bahwa anak pertama menderita kwashiorkor ketika anak kedua lahir dan menggeser anak pertama dari pemberian ASI ibunya. Anak pertama yang telah disapih tersebut mendapatkan makanan yang jumlah zat gizinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan ASI, sehingga tidak tumbuh dan berkembang. Kekurangan protein pada kwashiorkor biasanya lebih jelas dibandingkan dengan kekurangan kalori, yang mengakibatkan: 
·         tertahannya cairan (edema
·         penyakit kulit 
·         perubahan warna rambut. 
Anak yang menderita kwashiorkor biasanya telah menjalani penyapihan, sehingga usianya lebih besar daripada anak yang menderita marasmus. 
KKP menengah disebut marasmik-kwashiorkor. Anak-anak yang menderita KKP ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus. 
Kwashiorkor lebih jarang ditemukan dan biasanya terjadi dalam bentuk marasmik-kwashiorkor. Kwashiorkor cenderung terjadi di negara-negara dimana serat dan makanan digunakan untuk menyapih bayi (misalnya umbi jalar, singkong, beras, kentang dan pisang), yang sedikit mengandung protein dan sangat banyak mengandung zat tepung; yaitu di pedesaan Afrika, Karibia, kepulauan Pasifik dan Asia Tenggara. 
Pada marasmus, sebagaimana yang terjadi pada kelaparan, tubuh menghancurkan/memecahkan jaringannya sendiri untuk digunakan sebagai kalori:
·         Cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati habis terpakai
·         Protein di otot dipecah untuk menghasilkan protein baru
·         Cadangan lemak dipecah untuk menghasilkan kalori. Sebagai akibatnya seluruh tubuh mengalami penyusutan.
Pada kwashiorkor, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit protein baru. Akibatnya kadar protein dalam darah menjadi berkurang, menyebabkan cairan terkumpul di lengan dan tungkai sebagai edema. Kadar kolesterol juga menurun dan terjadi perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati). 
Kekurangan protein akan menganggu: 
·         pertumbuhan badan 
·         sistem kekebalan 
·         kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan 
·         produksi enzim dan hormone.
Pada marasmus dan kwashiorkor sering terjadi diare.  Perkembangan tingkah laku pada anak yang menderita malnutrisi berat sangat lambat dan bisa terjadi keterbelakangan mental.  Biasanya anak yang menderita marasmus tampak lebih sakit daripada anak yang lebih tua yang menderita kwashiorkor. 
Seorang bayi yang menderita KKP biasanya mendapatkan makanannya melalui infus selama 24-48 jam pertama di rumah sakit. Antibiotika biasanya diberikan melalui cairan intravena, pada bayi-bayi yang mengalami infeksi berat. Bila sudah memungkinkan, susu formula dapat diberikan lewat mulut. Jumlah kalori yang diberikan ditingkatkan secara bertahap, sehingga bayi yang pada saat masuk rumah sakit memiliki berat 6,5-7 kg, akan menunjukkan pertambahan berat sebesar 3,5 kg dalam 12 minggu. 
Lebih dari 40% anak-anak yang menderita KKP meninggal. Kematian yang terjadi pada hari pertama pengobatan biasanya disebabkan oleh: 
·         gangguan elektrolit
·          infeksi 
·         hipotermia (suhu tubuh yang sangat rendah) 
·         kegagalan jantung
Keadaan setengah sadar (stupor), jaundice (sakit kuning), pendarahan kulit, rendahnya kadar natrium darah dan diare yang menetap merupakan pertanda buruk. Pertanda yang baik adalah hilangnya apatiedema dan bertambahnya nafsu makan.
Penyembuhan pada kwashiorkor berlangsung lebih cepat.  Efek jangka panjang dari malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak diketahui.  Jika anak-anak diobati dengan tepat, sistem kekebalan dan hati akan sembuh sempurna. Tetapi pada beberapa anak, penyerapan zat gizi di usus tetap mengalami gangguan.  Beratnya gangguan mental yang dialami berhubungan dengan lamanya anak menderita malnutrisi, beratnya malnutrisi dan usia anak pada saat menderita malnutrisi. Keterbelakangan mental yang bersifat ringan bisa menetap sampai anak mencapai usia sekolah dan mungkin lebih. 

J.      MENGATASI MASALAH GIZI DAN KELAPARAN
Pentingnya kebiasaan hidup sehat dan pola makan gizi seimbang sehari-hari belum merupakan kebutuhan yang dirasakan sebagian besar masyarakat. Karena itu upaya perbaikan gizi tidak cukup dengan penyediaan sarana tetapi juga perlu upaya perubahan sikap dan perilaku. Masalah gizi, baik masalah gizi kurang dan gizi lebih, disebabkan banyak faktor yang saling terkait. Masalah gizi kurang yang dapat menjadi gizi buruk, misalnya, bukan hanya karena anak kekurangan makanan, tetapi juga karena penyakit.
Pola pengasuhan anak juga sangat menentukan status gizi dan kesehatan anak, demikian juga kualitas pelayanan kesehatan dasar yang berpihak pada orang miskin. Berbagai sebab tadi sangat ditentukan oleh situasi ekonomi rakyat, keamanan, pendidikan, dan lingkungan hidup.
Masalah gizi tidak dapat ditangani dengan kebijakan dan program sepotong-sepotong dan jangka pendek serta sektoral, apalagi hanya ditinjau dari aspek pangan. Dari pengalaman negara berkembang yang berhasil mengatasi masalah gizi secara tuntas dan lestari seperti Thailand, Tiongkok, dan Malaysia, diperlukan peta jalan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang. Masing-masing diarahkan memenuhi persediaan pelayanan dan menumbuhkan kebutuhan atau permintaan akan pelayanan.
Untuk itu diperlukan kebijakan pembangunan bidang ekonomi, pangan, kesehatan dan pendidikan, serta keluarga berencana yang saling terkait dan mendukung, yang secara terintegrasi ditujukan untuk mengatasi masalah gizi (kurang dan lebih) dengan meningkatkan status gizi masyarakat (World Bank, 2006).




BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
1.      Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
2.      Sumber gizi terdapat pada karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan air.
3.      Factor yang mempengaruhi gizi seseorang ada faktor eksternal dan ada factor internal.
4.      Absorpsi zat gizi (nutrient) terjadi terutama di usus halus (90%), dan sisanya (10%) di dalam lambung dan usus besar.
5.      Gizi dalam tubuh harus seimbang, jangan sampai kelebihan gizi atau pun kekurangan gizi.
6.      Kelaparan didefenisikan sebagai kekurangan pangan yang mengakibatkan kekurangan gizi.
7.      Jika terjadi kelaparan tubuh akan mengatur strategi, mengurangi energy dan merubah metabolisme tubuh agar dapat mempertahankan hidup.
8.      Akibat terjadinya kelaparan tubuh akan kekurangan kalori protein dan mengakibatkan berbagai penyakit.

B.     SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang Gizi dan Kelaparan guna menambah wawasan untuk pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

ü  Nasih Widya Yuwono tinemu.(2007).upaya mengatasi masalah kelaparan dan kurang gizi. http://c-tinemu.blogspot.com/2007/03/upaya-mengatasi-masalah-kelaparan-dan.html. diakses pada tanggal 25 februari 2014.
ü  Medikastore.2010. malnutrisi. http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=628. Diakses pada tanggal 25 Februari 2014.
ü  Abdu rozaki. 2011. Kelaparan penyebab utama kematian di wilayah krisis pangan di afrika. http://abdupmc.wordpress.com/2011/10/21/kelaparan-penyebab-utama-kematian-di-wilayah-krisis-pangan-di-afrika/. Diakses  pada tanggal 25 februari 2014.
ü  Muhammad ega. 2013. Kelaparan. http://kuntringrantaijenazah.blogspot.com/2013/05/kelaparan.html. diakses pada tanggal 24 februari 2014.
ü  Bimbie. Gizi buruk berbeda dengan kelaparan. http://www.bimbie.com/gizi-buruk.htm.di akses pada tnaggal 24 februari 2014.
ü  Nufa. 2011. Biokimia dian husada. http://nufa92.blogspot.com/p/kelainan-metabolisme-protien-sebagai.html.diakses pada tanggal 24 februari.2014.
ü  Eny kusmiran. Konsep dasar nutrisi. http://enykusmiran.blogspot.com/2009/03/konsep-dasar-nutrisi-pengertian.html.diakses pada tanggal 24 febriari 2014.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar