TUGAS ILMU BAHAN
ASAM FOSFAT (PHOSPORIC ACID) H3PO4

Disusun Oleh :
Devi fitri ( 1211c1008 )
S1 Analis Medis (A)
Kelompok 1
SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH BANDUNG
JL. PADASUKA ATAS NO. 233, TEL 022 7203733 (2012)
1.Tata
nama senyawa asam fosfat (h3pO4)
Rumus asam terdiri atas atom hidrogen (di depan, dapat
dianggap sebagai ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah senyawa kovalen, bukan senyawa
ion. Nama anion sisa asam sama dengan asam yang bersangkutan tanpa kata asam.
Nama asam tersebut adalah asam fosfat. Rumus molekul dan
nama dari beberapa asam yang lazim ditemukan dalam laboratorium dan kehidupan
sehari-hari adalah:
HNO3 : asam nitrat
H3PO4
: asam fosfat
2.Definisi
fosfat
Asam fosfat (H3PO4)
mengandung tiga ion H+, dimana kekuatan asam dari ion tersebut tidak
sama. Pada pengerjaan analisa dan ketiidaksamaan ini dapat mempersulit proses
analisa dan menimbulkan kesalahan secara kuantitatif. Penelitian ini berusaha
menentukan kuantitas dan kekuatan sisa asam (Na2HPO4)
dengan penambahan CaCI2 serta melakukan pengamatan terhadap faktor –
faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan bahan sampel asam
fosfat (H3PO4) yang mengalami reaksi pendahuluan dengan
NaOH (dua ion H+ dari asam fosfat bereaksi) dan sisanya direaksikan dengan
kalsium klorida (CaCI2 ) dan yang mengalami perlakuan proses pada
suhu dan waktu tertentu. Hasil proses dianalisa menggunakan NaOH dengan metode
titrasi potensiometri. Rancangan penelitian melibatkan variabel suhu
(30;40;60;800C) dan waktu proses (1;2;3 jam). Dan hasil penelitian
yang di lakukan menunjukkan asam fosfat dapat ditentukan kadarnya dengan
penambahan CaCI2 dengan kondisi optimal reaksi terjadi pada suhu 600C
dan waktu proses berlangsung 2 jam.
Asam fosfat, juga dikenal sebagai asam ortofosfat
atau fosfat ( V) asam, adalah mineral ( anorganik) asam memiliki H3PO4 rumus
kimia. Molekul asam ortofosfat dapat menggabungkan dengan sendiri untuk
membentuk berbagai senyawa yang juga disebut sebagai asam fosfat, tetapi dengan
cara yang lebih umum. Asam fosfat panjang juga dapat merujuk ke kimia atau
reagen yang terdiri dari asam fosfat, biasanya asam ortofosfat.
Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium
fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium
hidros). Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano,
crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O.
Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis
2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak
larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan
menambahkan asam .
Gugus fosfat pada nukleotida bersifat asam dan dapat
dihidrolisis oleh basa berair maupun enzim yang akan menghasilkan nukleosida
dan asam fosfat penyusunnya. Penamaan asam nukleat, mengikuti pola unit
penyusun dari nukleosida dan nukleotidanya.
3.Pembagian
fosfat secara biologis
Fosfat merupakan salah satu bahan
kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfat terdapat di alam dalam dua
bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa
fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat
anorganik terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah
maupun air laut yang terkikis dan mengendap di sedimen. Fosfat juga merupakan
faktor pembatas. Perbandingan fosfat dengan unsur lain dalam ekosistem air
lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfat merupakan
nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya
konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat
sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air
limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap
senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau
terikat di dalam sel organisme air. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari
bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran
air hujan.
Fosfat
dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang
menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan
sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa
makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut
melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi
pertumbuhannya ( Alaerts, 1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat
berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam
air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini
dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan
tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat
mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi
kelestrian ekosistem perairan.
4.Kegunaan fosfat
Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam
pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api,
pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat
tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran
unsur fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan
perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting
yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat).
Asam
fosfat (H3PO4) digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen. Namun,
sangat disayangkan bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di
danau-danau dan aliran sungai.
Banyak
sumber fosfat yang di pakai oleh hewan, tumbuhan, bakteri, ataupun makhluk
hidup lain yang hidup di dalam laut. Misalnya saja fosfat yang berasal dari
feses hewan (aves). Sisa tulang, batuan, yang bersifat fosfatik, fosfat bebas
yang berasal dari proses pelapukan dan erosi, fosfat yang bebas di atmosfer,
jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Di dalam siklus fosfor banyak
terdapat interaksi antara tumbuhan dan hewan, senyawa organik dan inorganik,
dan antara kolom perairan, permukaan, dan substrat. Contohnya beberapa hewan
melepaskan sejumlah fosfor padat di dalam kotoran mereka.
5.Uji atau
Identifikasi Fosfat
Kemungkinan adanya anion dapat
diperkirakan dengan mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam
larutan sampel pada percobaan terdahulu yaitu percobaan analisis
kation.Pengujian asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu untuk
mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel . hal
taersebut dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion
lemah keluar dari senyawanya.
Untuk mendeteksi adanya anion tidak
diperlukan metode sistematis seperti pasa kation. Anion dapat dipisahkan dalam
golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam
kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya di anggap berarti
untuk memberikan indikasi dari keterbatasan pada metode ini.
Pengujian anion dalam larutan
hendaknya dilakukan menurut urutan :
1.
Uji sulfat
2.
Uji untuk zat pereduksi
3.
Uji untuk zat pengoksidasi
4.
Uji dengan larutan perak nitrat
5.
Uji dengan larutan kalsium klorida
6.
Uji dengan larutan besi (III) klorida
Uji pendahuluan awal pada analisis
anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas,
dan kelarutannya. Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau
dioksidasi dengan asam sulfat pekat seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Umumnya anion dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
a. golongan sulfat: SO42-, SO32-,
PO43-, Cr2O42-, BO2-
, CO32- , C2O42- ,
AsO43-
b. golongan halida : Cl-, Br-, I-,
S2-
c. golongan nitrat : NO3- , NO2-,
C2H3O2-
Anion fosfat tidak memberikan reaksi dengan asam
sulfat pekat dalam keadaan dingin
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2,
BaCO3, BaC2O4,Ba3( AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam
barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan
identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang
berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.
Jika larutan sampel diasamkan dengan
asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang
akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr(kuning),
AgI(kuning muda), Ag2S(hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji
yang positif untuk kedua golongan di atas kemungkinan mengandung anion golongan
nitrat. Jika sampel mengandung beberapa kation maka uji pendahuluan diatas
tidak cukup untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion. Karena itu setelah
pengujian pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan uji spesifik untuk
tiap anion.Sulfat Ambil 1 ml
sampel, tambahkan asam dan BaCl2. Jika terbentuk endapan putih maka anion
sulfat ada.Fosfat (PO43-)
1.
Sampel + AgNO3 terjadi endapan kuning.
2.
Sampel + amonium molibdat + asam pikrat encer dipanaskan terjadi endapan
kuning.
Atau 3 tetes larutan sampel + 2 tetes HNO3
6 M + 3 tetes pereaksi ammonium molibdat dipanaskan Terbentuk endapan kuning.
3.
PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4
)2 putih + 2NO3-
4.
PO43- + FeCl3 → FePO4 putih
kuning + 3 Cl-
Uji anion PO43-,
anion ini adalah hasil penguraian asam ortofosfat (H3PO4),
asam ortofosfat adalah asam berbasa tiga, yang membentuk tiga deret garam :
ortofosfat primer, mis NaH2PO4; ortofosfat sekunder,
misal: Na2HPO4; dan ortofosfat tersier, misal Na3PO4.
Pada uji ini 3 tetes larutan sampel ditambahkan dengan 2 tetes asam nitrat dan
3 tetes reagensia ammonium molibdat dan hasilnya terbentuk endapan berwarna
kuning. Warna kuning yang terbentuk adalah warna dari ammonium fosfomolibdat .
Sebenarnya ammonium molibdat memiliki rumus , tetapi ionnya-lah yang digunakan
dalam persamaan kimia . Dari uji dapat diketahui terdapat anion fosfat dalam
sampel
\
mba devy mohon info dimana sy bisa beli phosporic acid sy butuh utk pengolahan minyak cpo sebanyak 54 to /month.mkasih klo bisa bantu infonya...
BalasHapusbagus artikelnya..sangat bermanfaat
BalasHapus