HUKUM
DISTRIBUSI
Tanggal percobaan :
Jumat, 17 Mei 2013
Tanggal laporan :
Jumat, 24 Mei 2013
Tujuan
percobaan : untuk menentukan
aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut
Prinsip
percobaan : Prinsip ekstraksi berlaku
hukum Distribusi yaitu bila dalam pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkn solute yang dapat
larut dalam kedua pelarut tersbut,maka akan terjadi pembagian kelarutan.
Dasar
teori :Hukum
distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat
terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain
diketahui, asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurnasatu sama lain.
Hukum distribusi berlaku
apabila:
a.
Larutan encer
Apabila konsentrasi zat terlarut
tinggi, misalnya asam asetat dalam air dan kloroform, maka asam asetat dalam
air cenderung untuk mengalami asosiasi. Asosiasi tersebut dapat digambarkan
dengan terbentuknya ikatan hydrogen antara molekul asam asetat.
b.
Zat terlarut mempunyai massa molekul relatif
yang sama untuk kedua pelarut tersebut karena angka konstan.
Angka perbandingan distribusi
tidak tergantung pada spesies atau jenis molekul yang mungkin ada. Harga
perbandingan berubah dengan sifat dasar dari zat terlarut serta temperatur,
sedangkan angka berubah apabila konsentrasi zat berubah dalam kedua pelarut setelah
tercapai kesetimbangan pada temperatur tertentu dalam larutan tertentu.
Hukum distribusi banyak dipakai
dalam proses ekstraksi pelarut dalam analisa, antara lain:
1.
Mengelurkan brom dan iod dalam larutan air
apabila larutan iod dalam air dikocok dengan karbon disulfide.konsentrasi ion
dalam disulfida dapat dipisahkan dengan corong pisah dan dilakukan berulang
kali. Dengan cara ini, konsentrasi iod dalam larutan air menjadi kecil.
2.
Uji dalam analisa kuantitatif
Kromium pentaoksida lebih larut
dalam alkoholamil dari air dengan mengocok larutan encer dalam air dengan
adanya kromat atau H2O2.
3.
Studi hidrolisis
Dalam hidrolisis suatu garam
dari basa lemah dengan asam kuat atau asam lemah dengan basa kuat terdapat
kesetimbangan antara garam, basa, atau asam bebas.
Alat dan bahan :
Ø
Corong pisah
Ø
Pipet tetes
Ø
Gelas ukur 50 ml
Ø
Pipet volume 100 ml
Ø
Pipet ukur 10 ml
Ø
Cincin tempat corong
Ø
Erlenmeyer
Ø
I2 0,1N
Ø
Na2S2O3 0,1N
Ø
Kloroform
Ø
Amylum
Prosedur :
1.
Larutan I2 0,1 N dipipet dan dimasukkan kedalam corong
pisah,
2.
7,5 ml Chloroform ditambahkan kedalam corong
pisah yang berisi I2, corong pisah dikocok dengan kuat hinnga terbentuk 2
larutan terpisah,
3.
Larutan yang berwarna ungu dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang bersih,
4.
Chloroform dimasukkan kembali sebanyak 25 ml
kedalam corong pisah yang berisi sisa larutan yang berwarna coklat kekuningan,
5.
Corong pisah dikocok kembali hingga terbentuk 2
lapisan, dan larutan yang ada dibawah dikeluarkan kembali kedalam erlenmeyer
yang pertama,
6.
Cara no.5 dilakukan lagi sampai ekstraksi
dilakukan sebanyak 4x,
7.
Pada ekstraksi terakhir larutan yang berwarna
coklat kekuningan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang terpisah dari larutan yang
berwarna ungu,
8.
Larutan amylum di teteskan kedalam larutan
tersebut sebagai indikator,
9.
Kedua larutan tersebut dititrasi dengan larutan
thio sulfat,
10. Setelah
hasil titrasi didapatkan, hasil dimasukkan kedalam rumus agar didapatkan nilai
KD.
Hasil percobaan :
Ekstraksi
|
Volome
|
Na2S203
|
KD
|
|
I2
|
Chloroform
|
|
1 x 30 ml
|
1,14 ml
|
9,19 ml
|
6,7083 N
|
2 x 15 ml
|
0,5 ml
|
7,8 ml
|
13,048 N
|
3 x 10 ml
|
0,5 ml
|
10 ml
|
16,67 N
|
4 x 7,5 ml
|
0,3 ml
|
8,15 ml
|
22,6373 N
|
Pengolahan data :
Perhitungan
[ I2 ] = volume na2S2O3 x N . Na2S203 : volume I2


[ I2 ] air = 0,3 x 0,10526 N : 25


=
0,031578 : 25


= 0,00126 N
[ I2 ] Chloroform = 8,15 x 0,10526 N : 30


= 8,15 x 0,10526 N : 30


=
0,028596 N
KD = [ I2 ] CHCl2 : I2 air


KD = 0,028596 : 0,00126


= 22,6373 N
Pembahasan :
Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya:
1.
Temperatur yang digunakan.
Semakin tinggi suhu maka reaksi
semakin cepat sehingga volume titrasi
menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k.
2.
Jenis
pelarut.
Apabila pelarut yang digunakan
adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi,
akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k.
3.
Jenis
terlarut.
Apabila zat akan dilarutkan
adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi
normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k.
4.
Konsentrasi

Kesimpulan :
Semakin banyak dilakukan nya ekstraksi semakin besar nilai KD.
Sayaka Sherramatika - hukum
distribusi (http://id.scribd.com/doc/87272454/Hukum-Distribusi-Adalah-Suatu-Metode-Yang-Digunakan-Untuk
)
Jukri himaki - Koefisien dan Angka Banding
Distribusi pada Ekstraksi (http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/koefisien-dan-angka-banding-distribusi.html
)
Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Kalijaga Yogyakarta (http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=257567760937395&id=225074244186747
)